LiputanIslam.com–Aksi-aksi
demonstrasi di Iran yang berlangsung sejak Kamis (28/12) mendapatkan perhatian
luas dari masyarakat dunia, terutama para pengguna media sosial. Para
pengguna Twitter beramai-ramai memakai tagar “Iran Protest” memprovokasi warga
Iran agar terus melawan “rezim”. Tweet seperti itu mayoritasnya berbahasa
Inggris, hal ini terasa aneh, karena yang diseru adalah orang Iran yang jarang
memakai Twitter dan bukan pemakai bahasa Inggris. meski tidak pernah mencapai
trending topic.
Tokoh kelompok teror Mujahedin-e Khalq Organization (MKO) yang kini mukim di Perancis, Maryam Rajavi, juga memanfaatkan Twitter untuk memprovokasi massa agar kekerasan dan kerusuhan di Iran lebih diperluas lagi. Salah satu aktivis “jihad” Suriah (yang berkali-kali kedapatan menyebarkan hoax selama Perang Suriah), dengan ID “Mr.Alhamdo” juga ikut menulis Twitter menyerukan agar “gerakan kebebasan” di Iran didukung.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, juga menulis di Twitter, “Menlu Tillerson menegaskan penghormatan yang dalam dari AS kepada rakyat Iran. Kami meminta semua negara berdiri bersama kami dalam menuntut rezim [Iran] menghormati hak-hak dasar mereka.”
Banyak di antara informasi yang disebar melalui Twitter terbukti hoax. Berikut ini di antaranya:
Sayangnya, aksi demonstrasi yang
terjadi di Iran ini telah dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tidak
bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi hoax. Di antara informasi hoax
yang beredar adalah:
It's crazy. The Iranian regime
run over people in the streets.
Ternyata video yang diunggah oleh akun di atas bukanlah bagian dari peristiwa demonstrasi di Iran yang berlangsung kemarin. Video yang sama pernah diunggah sebelumnya di You Tube pada tahun 2009.
0 komentar:
Posting Komentar